How To Pray?




Kapan biasanya kita berdoa? Banyak dari kita berdoa ketika memerlukan bantuan atau berada dalam masalah. Lalu, bagaimana ketika kita berada situasi yang statis, atau saat kita sedang bahagia? Apakah kita tetap berdoa? Sebagian orang sulit menemukan waktu luang untuk berdoa, sebagian lagi kurang mampu berkonsentrasi selama berdoa.

Apa itu Doa?
Manusia diciptakan oleh Tuhan bertujuan untuk membangun relasi dengan-Nya. Saat kita membangun relasi, hal dasar yang diperlukan adalah komunikasi. Kedua hal ini, relasi dan komunikasi, tidak dapat dipisahkan. Doa, merupakan salah satu bentuk komunikasi yang kita bangun saat berelasi dengan Tuhan. Sebuah relasi yang didasarkan pada komunikasi yang sehat dapat membangun hubungan yang erat dan berkembang menjadi hubungan yang penuh cinta. Jadi, sangat baik jika kita mampu membangun hubungan penuh cinta dengan Tuhan.
 
Yesus mengajarkan kepada kita untuk berdoa dan menyapa Tuhan dengan kalimat,
Bapa kami yang ada di Surga
Kalimat diatas menggambarkan bahwa Tuhan memiliki hubungan yang mendalam dengan manusia, seperti hubungan ayah dengan anaknya. Bapa yang pengasih, Bapa yang mencintai anak-Nya, sang Pencipta Semesta. Bapa yang digambarkan tidak dapat dijangkau oleh manusia, namun disaat yang sama begitu terasa dekat. 
Doa Bapa Kami diajarkan oleh Yesus. Ini menggambarkan bahwa Yesus adalah perantara manusia dalam berkomunikasi dengan Bapa. Seperti yang kita tahu, hal ini terjadi karena kita berada dalam dosa dan tidak dapat mencapai Bapa, dan Yesus menjadi perantara. Setelah Yesus mati di kayu salib, sudah tidak ada lagi hambatan ketika kita ingin mencapai Tuhan, namun tetap saja kita membutuhkan "bagian dari Yesus" dalam mencapai Bapa. Mengapa? Karena Bapa itu Suci, Ia Maha Besar, dan manusia terus penuh dosa. Makanya, Roh Kudus diberikan kepada kita untuk membantu dalam kelemahan kita sebagai manusia yang penuh dosa. Paulus mengungkapkannya dalam Roma 8:26,
Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan
Saat kita mengundang Yesus dalam hidup kita, Yesus datang dalam bentuk Roh dan tinggal di dalam diri kita. Roh-Nya yang membantu kita untuk berdoa dan berkomunikasi dengan Tuhan.

Apakah kalian tahu bahwa setiap doa yang kita panjatkan akan memberi upah? 
Upah itu tertulis dalam Matius 6:6,
Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepada-Mu
Balasan upah yang dimaksud adalah kedamaian. Bukankah hal ini sangat dibutuhkan oleh kita semua? Apalagi ditengah pandemi saat ini dan beragam peristiwa di dunia yang menimbulkan kecemasan. Seperti kata Paulus dalam kitab Filipi 4:6-7, "jangan kuatir dan berdoalah karena Damai Sejahtera Allah melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus." Damai yang dimaksud tentu bukan berarti tidak akan ada kesukaran, masalah, atau kerja keras, namun di tengah itu semua kita masih tetap dapat merasakan kedamaian di hati. 
Upah lainnya, dari doa, adalah perspektif. Ketika kita berdoa, masalah hidup akan tetap ada, namun doa mampu mengubah perspektif kita terhadap masalah. Saat kita bersyukur dalam doa, pikiran kita yang penuh dengan masalah akan cenderung lebih tenang. Ketenangan ini membuat pikiran kita lebih jernih dan akhirnya sudut pandang kita terhadap masalah akan meluas. Dalam bahasa psikologi, hal ini disebut mindfulness/being mode [saya sempat membicarakannya dalam post ini]. Doa tidak hanya mengubah kita, doa juga mengubah keadaan, baik secara langsung ataupun tidak. 

Seringkali orang salah menilai doa. Banyak dari kita menganggap bahwa Tuhan tidak menjawab doa kita [saya seringkali merasakan hal ini]. Waktu berdiskusi dalam kelompok persekutuan kami membahas hal ini. Mengapa Tuhan tidak menjawab doa kita? Kami berdiskusi dan menemukan, Tuhan bukan tidak menjawab doa namun memang belum atau permintaan itu tidak cocok dengan kita. Tuhan memahami kita luar dalam, hingga jumlah rambut kita pun Ia tahu. Cara yang dilakukan Tuhan hingga mengenal setiap detail dari diri kita membuktikan bahwa Ia juga tahu apa yang cocok atau tidak dengan kita. Pada waktu tertentu, saya pernah bersyukur karena permintaan saya tidak terkabul. Kelompok kami akhirnya memutuskan bahwa rencana hidup kami yang dirancang Tuhan akan indah pada waktunya. Jadi, jangan berkecil hati jika permintaan kita tidak dikabulkan, toh Tuhan punya rencana yang lebih baik daripada manusia 😀😀. 
Permasalahan lain terkait dengan pertanyaan ini adalah seringkali kita tidak paham mengapa Tuhan tidak mengabulkan doa kita dan perasaan sakit hati yang timbul ketika doa tidak didengar membuat kita menjauhi Tuhan, padahal perasaan sakit hati ini bisa kita sembuhkan dengan berdoa [its really work fo me]. 

Ada 3 langkah dalam menaikkan doa menurut Bruder Luigi Gioia, 
to keep it simple, to keep it honest, and to keep it going.
Lakukan doa sesederhana mungkin, hindari kata berbeli-belit. Ungkapkan perasaan dan pemikiran kita secara jujur kepada Tuhan. Ungkapkan kekhawatiran, kegelisahan, kelelahan, ataupun perasaan sakit hati, marah, dan semua hal negatif yang kita miliki. Ungkapkanlah semuanya itu. Mungkin hal ini sulit dilakukan untuk beberapa orang, maka cobalah mulai berdoa dengan fokus terhadap perasaan dominan yang ada dalam hati. Langkah terakhir yang perlu dilakukan adalah lakukan secara terus-menerus
Saya sendiri memiliki dua bentuk doa. Bentuk pertama saya sebut "doa panjang", doa ini saya lakukan dalam memulai hari dan/atau menutup hari. Saya mendoakan semua permasalahan saya, orang-orang yang menjalin relasi dengan saya, negara saya, atau bahkan orang yang pernah saya temui menangis sendirian di halte. Saya juga memiliki struktur doa yang cenderung tetap, diawali dengan rasa syukur, mohon ampunan dosa, meminta roh kudus, dan disertai sepanjang hari. Sedangkan "celetukan" adalah doa pendek yang saya ungkapkan dalam beberapa kata saja. Ini biasanya bersifat spontan. Misalnya saat saya bersyukur karena kendaraan yang dinaiki dapat sampai tujuan tepat waktu, saat saya tiba-tiba berpikiran negatif, atau saat saya sudah selesai makan (terima kasih Tuhan!)

Doa memiliki kuasa yang luar biasa. Doa mampu membuat saya menangis tersedu-sedu dan terkadang terbahak ketika menceritakan kejadian memalukan yang saya alami pada Tuhan. Jangan buat doa menjadi beban dan jangan berharap bahwa apa yang kita minta pasti dikabulkan [karena Ia punya rencana yang lebih indah]. Berdoalah ketika kita rindu membangun hubungan dan berkomunikasi dengan Tuhan. Berdoalah disegala situasi and be yourself when you pray

Semoga infonya bermanfaat, selamat merenung 😃
ᐯᗩᑭ


Komentar