Halo sobat, akhir-akhir ini banyak nih pembahasan tentang kesehatan mental, beberapa artikel membahas pengertian hingga ciri dari kesehatan mental yang bermasalah bahkan gangguan. Tidak sedikit dari kita mencocokan dirinya dengan ciri dari kesehatan mental yang dibahas dalam artikel. Ada beberapa dari kita yang secara langsung menandai diri mengalami permasalahan atau gangguan kesehatan mental. Penandaan diri ini sering diistilahkan sebagai self-diagnosis.
Yuk
kita lihat bersama apa itu self-diagnosis
terkait kesehatan mental menurut beberapa artikel:
Apa Self-diagnosis sebenarnya ?
Self-diagnosis adalah proses seseorang
mendiagnosis atau mengidentifikasi suatu kondisi medis pada diri sendiri. Seringkali,
seseorang mencari informasi di internet mengenai suatu gejala dari suatu
masalah atau gangguan mental kemudian tertarik untuk mencocokan dengan kondisi
dirinya. Ada juga yang mengatakan jika self-diagnosis
adalah usaha seseorang untuk meningkatkan kesadaran diri terkait dengan
kondisinya. Oke sobat, dari pendapat tersebut bisa kita simpulkan jika self-diagnosis adalah usaha seseorang
untuk mengenali atau menyadari kondisi diri dengan melakukan identifikasi
sesuai dengan sumber informasi. Sobat, dari yang kita bahas tadi ternyata self-diagnosis bisa menjadi keuntungan
serta bahaya untuk kita, kira-kira apa saja ya?
Apa keuntungan melakukan Self-diagnosis ?
Salah
satu keuntungan melakukan self-diagnosis,
kita bisa segera mencari bantuan profesional untuk menindaklanjuti hasil
identifikasi yang kita lakukan. Kita bisa menyadari dan memahami kondisi diri
lebih baik, sehingga bisa melihat beberapa hal yang perlu ditingkatkan atau
dikurangi dalam diri kita. Self-diagnosis
juga bisa membantu tenaga profesional dalam memahami kita, seperti keluhan kita
selama ini. Tenaga profesional juga dapat gambaran mengenai kesehatan mental
kita melalui kajian awal yang kita lakukan. Sobat, ternyata self-diagnosis cukup membantu kita dan
tenaga profesional terkait keluhan kesehatan mental yang kita alami. Memang
lebih baik kita cepat menyadari perubahan dalam diri sehingga bisa mencegah
masalah kesehatan mental lebih parah atau kearah gangguan.
Adakah bahaya melakukan self-diagnosis ?
Ternyata,
selain memberi keuntungan bisa juga berbahaya jika kita lakukan. Bahaya seperti
apa ya padahal dengan self-diagnosis
kita bisa lebih cepat peham dengan permasalahan dalam diri kita. Ada artikel
yang mengatakan jika seseorang melakukan self-diagnosis,
terkadang mulai meyakini diagnosis yang telah ia temukan terkait dengan
dirinya. Respon yang berlebihan terhadap suatu kesehatan mental yang ia yakini
dapat memicu kondisi mental tertentu. Artikel lain juga membahas jika kita juga
sering kali lupa mengenai efek jangka panjang ketika meyakini diri mengalami
masalah atau gangguan kesehatan mental, seperti kemampuan dalam mendapatkan
pekerjaan, menjalani hubungan, mengembangkan diri, dan lainnya.
Ada juga beberapa orang yang datang ke profesional untuk mendapatkan penegakan diagnosa, tak jarang mengarahkan pada diagnosanya sendiri. Hal yang perlu kita pahami tidak mudah untuk membuat diagnosa karena perlu pertimbangan terkait gelaja yang muncul. Misalnya, seseorang merasa sulit tidur dan kelelahan sepanjang hari, gejala ini bisa karena depresi, kecemasan, PTSD, atau sekedar stres yang sehari-hari ia rasakan. Maka kita perlu hati-hati dalam mengidentifikasi diri agar tidak meyakini kondisi yang kurang tepat.
Hmm.. kawan ternyata cukup bahaya juga ya ketika kita terlalu berlebihan melakukan self-diagnosis, seperti terlalu sering melakukannya atau terlalu meyakini hasil dari kajian awal yang kita lakukan. Lalu bagaimana nih agar kita tidak merespon hasil self-diagnosis secara berlebihan ?
Kita perlu lebih memahami jika self-diagnosis dilakukan sebagai bentuk peningkatan self-awareness kita terutama mengenai kesehatan mental. Kesadaran diri mengenai kesehatan mental beserta gejalanya perlu dilakukan sebagai kajian awal atau prevenstif. Kita perlu sedikit mengubah kebiasaan kita menyakini suatu masalah atau gangguan kesehatan mental menjadi kesadaran diri terkait gejala kesehatan mental. Untuk memastikan kita perlu segera menghubungi profesional untuk mengkaji lebih dalam terkait keluhan yang kita alami selama ini. Tenaga profesional yang akan menentukan gejala yang kita alami termasuk dalam masalah atau gangguan kesehatan mental. Harapannya, kita bisa mendapatkan penanganan yang tepat sehingga bisa lebih produktif dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Penulis
:
Rianta
M., M.Psi., Psikolog
Referensi
:
Counseling
Today. (2022, 28 Maret). Self-Diagnosis in a Digital World. Diakses tanggal 18
Maret 2023, dari https://ct.counseling.org/2022/03/self-diagnosis-in-a-digital-world/
Life
Adjustment Team. (2022, 30 Desember). The Dangers of Self-Diagnosing a Mental
Illness. Diakses 18 Maret 2023, dari https://www.lifeadjustmentteam.com/dangers-of-self-diagnosing-mental-health-disorders/#:~:text=Self%2Ddiagnosing%20mental%20illnesses%20can,cause%20more%20harm%20than%20good
HighlandSprings.
(2021, Januari 12). Dangers of Self Diagnoses. Diakses tanggal 18 Maret 2023,
dari https://highlandspringsclinic.org/dangers-of-self-diagnoses/
World
Health Organization. (2022, 17 Juni). Mental Health. Diakses pada 18 Maret
2023, dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response/?gclid=CjwKCAjwoqGnBhAcEiwAwK-OkS3E3WPbefAwP54ut7F-jP6FmlPhsyEpxHcofg5u0xLbWmYa9NxKsRoCuR0QAvD_BwE
Komentar
Posting Komentar