Coping with your Lost and Trauma

Applause to Larm Rmah who take this photo. I just can feel her pain.

Pengalaman kehilangan dan traumatis seringkali tidak dapat diprediksi oleh manusia. Sifat ini membuat manusia menjadi tidak mampu mempersiapkan diri dalam menghadapi permasalahan serupa, seperti kehilangan orang yang dicintai secara tiba-tiba, kehilangan hal yang dimilikinya (baik fungsi fisik, fungsi material, ataupun fungsi psikologis), menjadi korban perampokan atau kecelakaan, pengalaman yang mengancam jiwa, dan pengalaman lainnya yang menimbulkan kesakitan secara mendalam. Winch (2013) mengungkapkan bahwa luka akibat pengalaman kehilangan dan traumatis membutuhkan proses penyesuaian kembali dan pemulihan yang panjang. Berapa durasi waktu pemulihan, tergantung sumber daya orang yang merasakan dan tingkat keparahan pengalaman tersebut.

Winch (2013) mengungkapkan bahwa terdapat empat jenis luka psikologis akibat pengalaman kehilangan dan traumatis. Pertama ialah tekanan emosional yang sangat berat sehingga membuat kehidupan secara keseluruhan terganggu. Korban yang menghayati pengalaman kehilangan dan/atau traumatis biasanya tidak mampu berfungsi secara normal dalam kehidupan sehari-harinya. Mereka akan merasa tidak berdaya, kehilangan kemampuan berpikir jernih, dan jika sampai parah akan kesulitan dalam melakukan hal yang sederhana sekalipun. Winch mengutarakan bahwa korban seringkali mengalami setiap detail dari kehidupannya karena dipaksa menjalani serangkaian hal "pertama" yang menyentak. Misalnya, malam pertama tanpa orang yang dicintai, hari pertama kembali masuk kerja setelah peristiwa pengeboman, dan lain-lain. Mereka menganggap bahwa aspek yang paling istimewa yang menjadikan diri sebagaimana adanya, seperti minat, kreativitas, kegembiaraan, dan semangat, hilang.

Jenis kedua adalah identitas yang terganggu. Mereka kehilangan jati diri, kebingungan untuk menentukan siapa mereka dan bagaimana makna diri mereka dalam kehidupan sehari-hari. Contoh, seorang atlet basket yang kehilangan kakinya karena kecelakaan. Kecelakaan ini menghilangkan jati dirinya sebagai atlet dan ia tidak siap untuk menerima kehilangan akan bakat yang dimilikinya, bakat yang menggambarkan dirinya. Atau, seorang istri yang kehilangan suami, ibu yang kehilangan anak, dan identitas lainnya. 

Jenis luka ketiga adalah keyakinan yang terganggu. Keyakinan ini berarti bagaimana manusia memandang dunia, baik dunia internal maupun eksternal. Nah, apa sih dunia internal dan eksternal itu? Dunia internal adalah semua pengalaman yang terjadi dalam diri kita, misalnya pikiran, emosi, kebutuhan, kecemasan, dan semua dinamika yang terjadi dalam diri kita. Dunia eksternal adalah semua pengalaman yang berada diluar diri kita, misalnya keputusan orang lain, pengalaman orang lain, peristiwa diluar kendali kita, dan semua peristiwa yang terjadi di muka bumi ini. Keyakinan ini terbentuk oleh pengalaman hidup. Lalu, apa yang terjadi ketika keyakinan yang sudah kita percayai ini tidak sesuai kenyataan? Biasanya kita akan memaksa membuat pengalaman hidup kita menjadi sesuai dengan keyakinan kita [mungkin bisa baca post ini]. Kita memaksa bahwa seharusnya apa yang terjadi itu begini, sesuai dengan gambaran kita tentang dunia. Kalau dibiarkan, bukan hanya luka psikologis, ini bisa mengarah ke masalah gangguan jiwa. 

Lalu jenis luka yang terakhir adalah hubungan yang terganggu. Ketika seseorang mengalami peristiwa traumatis atau kehilangan, banyak yang melakukan respon dengan menarik diri. Mereka merasa kecewa dan merasa tidak mempercayai dunia. Mereka merasa takut bahwa nanti mereka akan mengalami hal yang tidak menyenangkan dimasa depan. Mereka juga mungkin marah terhadap dunia ini makanya menutup segala informasi mengenai dunia disekitarnya. Ini akan membuat mereka kesulitan untuk terbuka terhadap orang-orang sekitarnya dan akhirnya susah move-on. 

via GIPHY

So now, bagaimana cara kita mengatasi pengalaman kehilangan dan traumatis?

Nah, si Winch ini baik banget, mau kasih tahu caranya [yah, walaupun saya sebagai psikolog sedikit was-was karena ia murah hati sekali dalam memberi ilmu]. Ia memberikan tiga penanganan dalam mengatasi luka psikologis ini. Penanganan pertama memberikan cara untuk menangani rasa sakit emosional dan membahas pikiran-pikiran keliru yang dapat memperlambat proses pemulihan. Penanganan kedua berisi cara untuk membangun kembali rasa identitas, sedangkan penanganan ketiga berisi cara untuk menemukan makna di dalam tragedi. 

Dalam post ini saya akan membahas penanganan yang kedua yaitu "Memulihkan Aspek yang Hilang dari Diri Anda". Seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam luka psikis dari kehilangan dan traumatis adalah hilangnya identitas diri, hubungan, atau fungsi aspek lainnya dalam diri. Winch [lagi-lagi dengan sangat baik hatinya] memberikan langkah-langkah latihan untuk memulihkan aspek tersebut. Perhatian: penanganan ini tidak disarankan untuk peristiwa traumatis atau kehilangan yang masih segar dialami. Lakukan saat kita merasa siap.

  1. Membuat daftar yang berisikan sifat, karakteristik, dan kemampuan yang kita cintai atau orang lain apresiasi sebelum peristiwa terjadi. 
  2. Temukan dari daftar-daftar tersebut yang dirasakan hilang atau mungkin derajatnya berkurang drastis. Misalnya, seorang general manager kehilangan pekerjaannya yang membanggakan mengalami penurunan kemampuan untuk berelasi sosial sehingga ia kesulitan menjalin hubungan dengan rekan kerja barunya. 
  3. Untuk setiap daftar tersebut tuliskan sebuah paragraf yang menjelaskan mengapa sifat itu hilang atau derajatnya berkurang. 
  4.  Lalu, untuk setiap daftar tuliskan sebuah paragraf yang menjelaskan hal apa saja yang diinginkan oleh diri agar sifat tersebut muncul lagi. Contoh GM lagi ya, ia mungkin bisa mencari informasi mengenai komunitas-komunitas yang disukai dalam membangun kemampuan relasinya. 
  5. Berikan ranking hal-hal dari daftar diatas dan urutkan mana yang bisa dilakukan sekaligus dan yang secara emosional masih dapat kita kendalikan. 
  6. Buat goal untuk melaksanakan daftar tersebut sesuai dengan kemampuan dan waktu yang disesuaikan dengan kenyamanan kita. Dengan aspek-aspek kepribadian yang dianggap berharga dan bermakna, kita mampu mengembangkan potensi kita dan melangkan maju.

Kalau pengalaman kehilangan atau trauma yang dialami sangat berat dan sangat ekstrim efeknya, atau tidak merasa kuat jika harus mengatasinya sendiri, carilah bantuan kepada ahli (psikolog, psikiater, kesehatan jiwa) atau hubungi gawat darurat.

Semoga infonya bermanfaat, selamat merenung 😃

ᐯᗩᑭ

Referensi: Emotional First Aid oleh Guy Winch

Komentar