Sobat pasti sudah memahami jika partumbuhan
dan perkembangan anak beragam meski ada beberapa keterampilan yang perlu
dikuasai anak di rentang usia tertentu. Contohnya, perkembangan motorik anak,
anak A tidak membutuhkan waktu lama untuk merangkak hingga akhirnya bisa
berjalan dengan mandiri sementara anak B membutuhkan waktu lebih lama untuk
merangkak hingga akhirnya bisa berdiri dan berjalan.
Yuk simak enam area perkembangan anak menurut Allen & Marotz (2010) yang dapat
kita gunakan sebagai acuan untuk melihat kemajuan dari pertumbuhan dan
perkembangan anak secara umum. Apa saja enam area yang dimaksudkan :
Proses perkembangan fisik bersifat individual, seperti pertumbuhan bentuk badan, proporsi, dan ukuran tubuh secara keseluruhan. Begitu juga dengan pertubuhan otak serta kekuatan otot anak. Kondisi fisik yang sehat dapat menentukan kemampuan atau keterampilan anak mencapai potensi perkembangan.
2. Perkembangan motorik
Perkembangan ini berkaitan dengan kemampuan anak untuk bergerak
serta mengenadlikan bagian tubuhnya. Tiga prinsip yang mengatur perkembangan
motorik anak, yaitu Cephalocaudal (perkembangan
tulang dan otot dimulai dari kepala sampai jari kaki, seperti saat bayi bisa
mengangkat kepala, menggerakan tangan atau seakan meraih sesuatu), Proximodistal (perkembangan tulang dan
otot bagian dekat dengan bagian tubuh, seperti mengerakan jari, menjapit), Refinement (perkembangan otot dari umum
menujuk spesifik naik motorik kasar maupun motorik halus, seperti anak usia 2
th melempar bola ketika anak sudah beberapa tahun ke depan ia bisa melempar
bola ke suatu lubang).
3. Perkembangan perseptual
Perkembangan ini mengacu pada hal yang lebih kompleks pada masa
perkembangan anak, anak perlu menggunakan informasi dari pancaindera
(pengelihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapkan, dan posisi tubuh)
untuk menentukan dan menyelaraskan informasi yang didapatkan perlu digabungkan
atau dipisahkan. Anak dapat menentukan mana detail yang penting atau relevan.
Ada tiga aspek perkembangan perseptual yaitu Multi-Indera (anak memperhatikan dan mendengarkan oranglain
berbicara), Pembiasaan (anak mulai bisa fokus pada hal penting di suatu
situasi), dan Integrasi Indera
(proses penerjemahan dari informasi yang didapat melalui indera ke perilaku
fungsional, seperti seorang anak melihat mobil melintas dan ia menunggu mobil
itu lewat lalu berjalan kembali).
Melalui pengalaman, pembelajaran dan pematangan untuk memproses
informasi secara kompleks. Contohnya, anak bisa memahami jika senyuman
menunjukan ramah atau senang dan anak bisa memnuculkan perilaku tersenyum
sebagai timbal balik. Seiring bertambahnya usia anak keterampilan berkembang sesuai
dengan pengalaman dan pembelajaran.
4. Perkembangan kognitif
Perkembangan ini terkait dengan keterampilan anak dalam mengenal,
memproses, dan mengatur informasi serta penggunaan informasi dengan tepat.
Proses kognisi meliputi menemukan, menginterprestasi, memilih, mengelompokan,
dan mengingat. Jean Piaget memformulasikena empat tahapan perkembangan kognisi
:
- Sensorimotorik : kurang lebih dari lahir sampai
usia dua tahun, gerak refleks memungkinkan terjadinya perilaku sengaja.
Misalnya seorang anak melihat benda lalu berusaha menjangkaunya.
- Praoperasional : kurang lebih dua sampai tujuh
tahun, anak mulai berpikir secara simbolis mengenai sesuatu di lingkungannya.
Misalnya, anak usia 2 th mengambil remote TV dan menganggapnya sebagai ponsel.
Kemampuan berbicara merupakan penggunaan simbolis dalam memahami sesuatu, ini
menjadi aspek lain.
- Operasional Konkrit : mulai antara lima sampai tujuh
tahun, anak mulai memahami dunia sekitar seperti bentuk atau konsep ruang dan
matematika dasar. Misalnya, anak dihadapkan dengan dua gelas dengan bentuk yang
berbeda, gelas A model tinggi dengan isi air 350 ml dan gelas B model rendah
dan melebar dengan isi air 350 ml maka anak akan memilih gelas B sebagai isi
air lebih sedikit daripada gelas A.
- Operasional Formal : mulai sekitar dua belas tahun dan
terus berkembang sampai awal dewasa, keterampilan berpikir kompleks tidak hanya
berkaitan benda dan pengalaman namun juga memikirkan gagasan abstrak.
5. Perkembangan berbicara dan
berbahasa
Pada tahun pertama anak, perkembangan bahasa anak disebut fase
pralinguistik. Anak berkomunikasi dengan geraktubuh dan suara seperti tangisan
atau tawa. Seiring berkembangnya usia anak mulai bisa mengatakan beberapa suara
yang menyerupai kata namun belum jelas (babbling).
Fase selanjutnya adalah fase lingustik, anak mulai bisa mengatakan kata
sederhana hingga mulai bisa menyusun kalimat sederhana.
6. Perkembangan personal-sosial
Perkembangan
ini berkaitan dengan perasaan anak terhadap diri sendiri dan hubungan mereka
dengan orang lain. Pembelajaran dan pengalaman dalam berhubungan dengan
keluarga menjadi dasar pembentukan karakter anak saat bersosialisasi di luar
keluarga, seperti bermain dnegan teman sebaya, berkomunikasi/ berinteraksi
dengan orang yang lebih tua, dan lainnya.
Penulis :
Rianta M., M.Psi., Psikolog
Referensi :
Allen, K. Eillen & Marotz,
Lynn R. 2010. Profil Perkembangan Anak: Prakelahiran hingga Usia 12 Tahun.
Jakarta : PT. Indeks.
Komentar
Posting Komentar