Roh Kudus: Love dan Kristen

(Photo by Fadi Xd on Unsplash)


Love is what the Christian faith is all about -Nicky Gumbel


Apa yang menjadi dasar kebutuhan manusia?

Saat ditanyakan mengenai ini, setiap orang pasti memiliki jawaban yang beragam. Ada yang bilang uang dan karir adalah kebutuhan dasar. Ada juga yang bilang kebutuhan dasar manusia adalah makanan dan seksual. Beberapa mengungkapkan kebahagiaan dan keluarga. Paling banyak mengungkapkan opini bahwa yang menjadi dasar kebutuhan manusia adalah love. 
Maslow, tokoh dari ilmu psikologi, sudah membagi kebutuhan-kebutuhan dasar manusia. Ia membaginya menjadi lima bagian. Bagian paling dasar adalah pemenuhan kebutuhan fisik. Jika sudah dipenuhi, manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya, yaitu kebutuhan akan rasa aman. Terus hingga paling atas adalah aktualisasi diri. Ia menamakan temuannya ini, Hierarchy of NeedsLove memang menjadi salah satu kebutuhan psikis menurut Maslow. Ketika pemenuhan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai tidak terjadi, makan akan timbul masalah-masalah psikologis dalam diri manusia.

 

(Cr image on Wikipedia)

Love juga menjadi salah satu indikator perilaku seorang Kristen sejati. Pengikut Kristus yang sejati, seharusnya memiliki ini karena sebagai seorang yang telah percaya Kristus dan dipenuhi Roh Kudus, semua pikiran, perasaan, juga perilaku kita dilingkupi oleh kasih. Oleh love. Mengapa saya mengungkapkan kata Kristen sejati? Karena nyatanya, tidak semua orang Kristen mampu mengalami pemenuhan Roh Kudus.
Roh Kudus mampu mengubah keadaan. Ia mengubah perasaan kita, emosi kita, dan cara kita mengekspresikan diri. Banyak orang punya reaksi berbeda terhadap ide dipenuhi dengan Roh Kudus. Saya memiliki pengalaman-pengalaman yang berbeda ketika dipenuhi oleh Roh Kudus, paling banyak adalah perasaan terharu yang akhirnya diekspresikan dengan tangis. Kadang kala bentuk pengalaman lainnya perilaku tenang di saat badai penuh kecemasan. 
Ada lima peristiwa berbeda dimana orang-orang dipenuhi dengan Roh Kudus. Pertama, ada yang sangat rindu untuk dipenuhi dengan Roh Kudus. Contoh di Alkitab adalah saat murid-murid menerima Roh Kudus di hari Pentakosta. Mereka menanti dan berdoa karena kerinduan mereka untuk dipenuhi Roh Kudus. Kedua, ada orang-orang yang mau menerimanya, mungkin tidak bisa dibilang terlalu rindu seperti yang pertama, namun  terbuka dan siap untuk menerima Roh Kudus. Contohnya adalah ketika Petrus dan Yohanes diutus pergi ke Samaria untuk menurunkan Roh Kudus ke penduduk Samaria (Kis 8). Ketiga, ada orang-orang yang menyangkal hadirnya Roh Kudus. Seperti pengalaman Rasul Paulus yang akhirnya berjumpa dengan Tuhan Yesus dan terisi oleh Roh Kudus. Keempat, ada orang-orang yang tidak tahu atau tidak pernah mendengar hal tentang Roh Kudus sebelumnya. Salah satu contohnya adalah ketika ada dua murid yang ditemui oleh Paulus, pernah dibaptis oleh Yohanes namun tidak tahu mengenai Roh Kudus (Kis 19). Kelima, ada orang-orang yang tidak percaya Roh Kudus. Mereka tidak yakin bahwa diri mereka akan dipenuhi oleh Roh Kudus. Mereka merasa kurang religius. Salah satu contohnya adalah Kornelius, seorang bukan Yahudi, menerima Roh Kudus (Kis 10). Saat Roh Kudus memenuhi diri, kita tidak sepenuhnya paham akan apa yang terjadi, namun manifestasi fisik dapat kita rasakan. Walaupun begitu, yang terpenting adalah apa yang terjadi di dalam hati kita saat menerima Roh Kudus. Pengalaman cinta Tuhan untuk kita, yang dicurahkan-Nya ke dalam hati kita melalui Roh Kudus. 

Kehidupan kita yang dipenuhi oleh Roh Kudus adalah Kasih dari Allah

Salib merupakan salah satu cara kita memahami arti cinta Tuhan pada kita. Tuhan mati bagi kita. Bukankah itu alasan yang paling valid membuktikan ia begitu cinta pada kita?

Kita semua punya kebutuhan dan kerinduan yang dalam untuk dicintai Untuk diperhatikan. Untuk diinginkan. Kita mungkin bisa memiliki semua hal di dunia ini, atau pun tidak, namun kita semua ingin mengalami love. Mengalami Roh Kudus berarti kita mengalami cinta Tuhan. Satu kebutuhan kita untuk dicintai sebenarnya sudah terpenuhi. Tidak ada lagi orang Kristen yang merasa dirinya tidak dicintai. GOD LOVE YOU.
Bagaimana cara membalas rasa cinta itu? Ekspresikanlah cintamu, kawan. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengekspresikan cinta kita kepada Tuhan. Melalui pujian penyembahan hingga perilaku dan tutur kata kita sehari-hari. 

Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing
 
Kapan pun kita berkomunikasi, lakukanlah seperti kita berkomunikasi dengan Tuhan. Komunikasikan isi hati dan pikiran kita dengan penuh kasih. Mungkin kita beberapa kali merasa kesulitan untuk mengungkapkan kata-kata yang tepat. Akan tetapi, saat motif kita untuk berkomunikasi didasarkan oleh Roh Kudus dan kasih, kata-kata menjadi tidak penting. Biarkan Roh Kudus yang menuntun kita untuk berbicara. Sebaliknya, jika kita orang yang sangat pintar berbahasa namun tidak ada kasih di dalamnya, orang akan tahu bahwa isi komunikasimu kosong. 

So, guys. Apakah kamu siap untuk dicintai dan siap untuk mencintai? 

Selamat merenung 😃
ᐯᗩᑭ


Referensi:  Alpha - Alpha Film Series Episode 10

Komentar