Review Buku : Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri



Judul : Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri
Penulis : Bernard Batubara
Genre : Fiksi (Kumpulan Cerpen)
Jumlah halaman : 293 hal
Tahun terbit: 2014
Penerbit: GagasMedia
ISBN 9789797807719
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ini merupakan buku kumpulan cerpen yang menyedot emosi saya. Memang saya beberapa kali membaca cerpen, seperti di wattpad atau website kumpulan cerpen, namun ini merupakan buku kumpulan cerpen perdana saya. Saya juga menghindari untuk membaca cerita yang alurnya terlalu cepat karena hingga saat ini saya belum menemukan cerpen yang ceritanya intens. 
Pernyataan diatas dipatahkan waktu saya membaca buku ini. Isinya tidak mengecewakan. Tentu saja, Bernard Batubara sudah tidak diragukan lagi kemampuannya dalam menulis. Cerita-ceritanya sederhana, dipadukan dengan beragam seting tempat dan budaya sehingga membuat saya tidak bosan. Akan tetapi, setiap cerita yang dibuat tidak lari dari judul besar buku ini, "jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri." Dari judulnya, sudah terbayang bukan bagaimana ngenesnya para tokoh-tokoh di cerpen dan spoiler cerita-cerita ini. 
Setiap cerita memiliki kesamaan ending dan penulis mampu membawakannya secara beragam dalam setiap cerpen. Cerita-cerita di buku ini menggambarkan bahwa penulis menempatkan dirinya sebagai beragam tokoh (jenis kelamin, usia hingga beragam makhluk), masa, tempat, beserta budaya, baik dalam negeri maupun luar. Di awal cerita kita akan disuguhkan budaya melayu, terutama kalimantan, yang sangat kental, beserta mitos dan sejarah. Kita juga akan lebih sering diperhadapkan pada tokoh-tokoh yang mewakili gambaran rakyat biasa dengan permasalahan mereka, yang mungkin nampak sederhana, namun memberikan kesan yang mendalam. 
Selain latar belakang cerita, penulis juga menggambarkan alur dengan beragam. Ada cerita yang menyedihkan, menyeramkan, terkesan konyol, dan bersifat komedi. Beberapa berisi moral mengenai norma kehidupan bermasyarakat, hubungan dengan lawan jenis, dan pola pikir manusia itu sendiri. Beberapa cerita memiliki nuansa kelam, ada yang melow, dan ada juga yang ringan. Tema cinta yang digambarkan dalam judul kebanyakan bersifat romantisme hubungan dengan lawan jenis, tetapi ada juga hubungan antar keluarga. 
Keberagaman yang saya gambarkan sebelumnya mengenai penulis, serta kemampuannya dalam mengkomunikasikan cerita dengan baik, membuat saya yakin penulis menguasai informasi dan referensi yang banyak. Gaya penulisannya cenderung baku dan bak pujangga sehingga menambah sisi romantisme dalam buku ini.
Cerita favorit saya dari buku ini adalah bab terakhir, yang judulnya sama seperti judul buku ini. Tokoh fiksi yang menjadi pemeran utama dalam cerpen tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana caranya bunuh diri dengan jatuh cinta. Cerita ini begitu gamblang dianalogikan oleh penulis sehingga saya paham benar bagaimana cinta bisa membuat seseorang bunuh diri. Kerennya lagi, penulis menempatkan cerita ini diakhir bab, dimana terkesan menyimpulkan keseluruhan buku ini.
Untuk ceritanya saya berikan bintang lima karena telah menyedot emosi dan pikiran saya. Buku ini saya rekomendasikan buat orang-orang pecinta romantisme dan cerpen. 

Oh, intermezzo, saya punya soundtrack untuk judul buku ini, Reckless Love by Cory Asbury. Memang intens cinta yang dikorbankan akan berbeda karena reckless love ini menggambarkan cinta dari Sang Pencipta. 




Semoga infonya bermanfaat, selamat membaca.

ᐯᗩᑭ

Komentar