The Holy Spirit

 

(Photo by 卡晨 on Unsplash)

Hal apakah yang biasanya membuatmu merasa kesepian?

 Banyak orang membayangkan kesepian sebagai seorang lansia lemah yang tinggal sendirian, atau seorang remaja korban bully yang makan di kantin sendirian. Atau juga, seorang kaya raya yang selalu berusaha mengadakan pesta tiap hari hanya agar ia tidak merasa sendiri. 

Loneliness and the feeling of being unwanted is the most terrible poverty 

-Mother Teresa

Kesepian, dalam sudut pandang Kristiani, adalah ketika kita hidup di dunia ciptaan Tuhan tanpa mau bersekutu dengan-Nya. Saat kita bersekutu dengan Roh Kudus dan Yesus, kita tidak akan merasa kesepian karena Ia selalu berjalan di samping kita.

Christ literaly walked in our shoes

-Tim Keller

Roh Kudus disebutkan oleh Yesus dalam Yohanes 15:26,"Jikalau penghibur yang akan Ku'utus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku."

Pada ayat tersebut, Yesus menggambarkan Roh Kudus sebagai subjek. Subjek yang memiliki sifat kepribadian (memiliki kecerdasan, mampu berpikir, berbicara, berperilaku). Ia mampu membimbing manusia, dapat bersukacita dan bersedih. Ia tahu sesuatu, memiliki hasrat, dan kehendak. The best one, Ia bisa mengasihi, terutama terhadap diri kita. Roh Kudus digambarkan Yesus sebagai paraklotos (Dia yang terpanggil untuk menemani; pendamping, penyemangat, penghibur, penolong, atau konselor). Roh Kudus tidak berperan untuk diri-Nya, melainkan untuk Yesus. Roh Kudus berperan mendampingi dan membawa kita dalam hubungan persekutuan dengan Yesus. 

Alkitab menyatakan bahwa Roh Kudus bukan kuasa yang semu, melainkan pribadi yang bisa kita temui. Roh Kudus bukan sudah ada sejak awal dunia, dan yang utama, Ia dibentuk melalui kuasa Allah. Kejadian 1:2 menyatakan hal ini,"Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang diatas permukaan air." Roh Tuhan adalah Roh Pencitpa yang mengubah alam semesta yang kacau dan tidak berbentuk menjadi harmoni dan keindahan. Tuhan mengutus Roh-Nya untuk memandu manusia, memberi karunia dan tujuan untuk memenuhi karya Allah di atas bumi, sesuai dengan Kejadian 2:18,"Tuhan Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

Dalam perjanjian lama, Roh Kudus berada pada nabi-nabi dan tokoh-tokoh Alkitab yang menjadi pilihan Tuhan. Salah satunya, Bezaleel yang diberi karunia kreativitas dan pengetahuan artistik dalam menempa besi serta emas. Salah lainnya, Yehezkiel, Yoel, Gideon, Samson, dan masih banyak lagi yang membuktikan bahwa Roh Kudus berada dalam perjanjian lama. 

Tuhan berjanji kepada Yoel (Yoel 2:28-29) bahwa Roh Tuhan tidak hanya akan diturunkan kepada orang-orang tertentu dalam waktu tertentu untuk tugas tertentu, tetapi untuk semua orang. Terlepas dari status sosial, gender, usia, ras, dan semua kategori yang dibuat kita dalam mengelompokkan manusia. Janji ini digenapi saat Yesus lahir ke dunia ini. Dalam perjanjian baru, saat Yesus lahir, Roh Kudus turun atas Maria, ibu Yesus. Elisabet, sepupu Maria pun mengalami hal ini. Buktinya ada pada Kitab Lukas 1 ayat 35 dan 41. Hal ini pun terjadi pada Yesus. Roh Kudus turun keatas-Nya saat dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Setelah Yesus dibaptis, Yesus melakukan banyak karunia, Ia mengajar, berpuasa, menyembuhkan, dan melakukan banyak mukjizat.

Saat Roh Kudus turun ke atas kita, Ia membawa hal baru dalam hidup kita. Sikap, keinginan, cara penyembahan, dan puji-pujian yang baru. Apapun yang kita lakukan dalam pekerjaan kita, Roh Kudus akan memenuhi kita dengan kemampuan, kecakapan, dan kreativitas. Banyak orang tidak percaya diri akan kemampuannya dan merasa tidak mampu, namun ini bisa diatasi dengan kekuatan Roh Kudus [ngga percaya? baca cerita Gideon di Kitab Hakim-Hakim atau kalian bisa cari orang Kristen yang mengalami perubahan dalam hidupnya karena mengenal Yesus]. 

Roh Kudus melembutkan hati kita. Ia menjauhkan dari tubuh kita yang keras dan memberikan hati yang taat. Roh Kudus, yang menolong kita lepas dari kebiasaan buruk, juga menghendaki kita mengasihi orang lain dan membantu mereka yang membutuhkan. Roh Kudus bukan hanya tentang perasaan semata, tetapi juga membuat perbedaan di dunia ini. "Kita dipakai-Nya"

Baptis dan Roh Kudus

Arti sesungguhnya dari kata baptis adalah overwhelming; membanjiri, menenggelamkan, mecelupkan, membuat basah kuyup. Hal ini yang diinginkan Roh kudus, yaitu untuk memenuhi dan mengisi diri kita. 

Yesus mengungkapkan bahwa Roh akan diterima oleh yang percaya kepada-Nya ketika Yesus dimuliakan, yaitu saat Ia disalibkan dan bangkit mengalahkan maut. Yesus meminta para murid menunggu di Yerusalem untuk menerima Roh Kudus yang dijanjikan-Nya. Yesus mengatakan,"... Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus." 

Seperti yang diungkapkan sebelumnya, Roh Kudus memberi manusia karunia, kemampuan, kecakapan. Yesus juga mengungkapkan hal ini kepada para murid dalam Kisah Para Rasul 1:8, "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Pendapat pribadi saya mengenai ayat ini, Roh Kudus akan diturunkan ke atas kita jika kita mau meminta, menyerahkan diri seutuhnya kepada Roh Kudus, dan melakukan amanat agung tersebut. Jika kita meminta Roh Kudus dengan bukan untuk melakukan amanat agung, saya rasa hal itu akan menjadi sia-sia [guys, dont forget gunakan talentamu dan sebarkan kabar baik ini].

Setelah peristiwa Pentakosta, Petrus melakukan kotbah dan berkata kepada mereka yang menyaksikan para rasul yang berbicara dengan beragam bahasa. Di akhir kotbah, mereka merasa terharu dan bertanya apa yang harus mereka lakukan. Petrus menjawab: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu di baptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."

Di akhir post ini saya ingin menceritakan kesaksian saya saat menerima Roh Kudus.

Saya mengikuti persekutuan Kristen, diluar gereja saya, Alpha Course, sebanyak tiga kali. Setiap periode akan selalu ada sesi mengenai Roh Kudus. Pada periode pertama, saya masih skeptis terhadap cara Alpha Course dalam meminta Roh Kudus. Saya masih sombong saat itu dan menilai cara yang dilakukan mereka 'tidak benar'. Waktu saya disuruh maju, saya menolak karena rasanya 'aneh' [saya anak GKI yang terkenal anteng]. Setelahnya, saya lagi-lagi diajak mengikuti Alpha Course dan lagi-lagi saya diperhadapkan pada sesi mengenai Roh Kudus ini dengan cara yang sama. Pada saat itu, entah mengapa saya mengangkat tangan dan minta didoakan. And you know what?! I am crying like a baby! Air mata saya jatuh dan saya merasa tidak berdaya, lalu merasa sangat overwhelming. Namun saat itu, saya tidak tahu mengapa saya harus menangis seperti itu. Hingga akhirnya saya kembali mengikuti Alpha Course periode ketiga dan menemukan ilham bahwa saat itu, Roh Kudus membanjiri diri saya. 

Apakah saya mengalami perubahan? Banyak. Look my blog and see it. Saya rasa kurnia Roh Kudus membantu saya dalam membuat tulisan, berdiskusi dengan teman, bersosialisasi, dan melakukan pekerjaan saya sebagai Psikolog. Masalah tetap ada, saya tetap merasa takut dan cemas, namun saya bisa menerima diri saya dan tidak merasa kesepian. Saya tahu bahwa Tuhan selalu berada di samping saya untuk menuntun, menjaga, dan menolong melalui Roh Kudus. Keinginan duniawi saya masih muncul ke permukan, uda gitu sering pula, hanya saja saya tidak merasa kesepian dan merasa tidak mampu seperti diri saya sebelumnya. 

Ingat, Roh Kudus datang ketika kita mau membuka hati dan pikiran kita, meminta-Nya, dan berlatarbelakangkan motif yang baik.

Semoga infonya bermanfaat, selamat merenung 😃

ᐯᗩᑭ


Referensi:

Alpha Film Series Episode 8 - Who is the Holy Spirit


Komentar