Review Buku: Redemption Bay oleh Rae Anne Thayne

 



Judul : Redempetion Bay
Penulis: RaeAnne Thayne
Genre: Romance (Harlequin)
Jumlah halaman: 424 hal
Tahun terbit: 2018
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN 9786020381985
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

McKenzie Shaw, seorang walikota muda cantik yang akan selalu mencintai dan berusaha melindungi kotanya. Ia melakukan pelayanan terhadap masyarakat dengan sepenuh hati dan menjadi walikota yang cerdas dalam memecahkan permasalahan masyarakat di kotanya. Akan tetapi, kemampuan ini menjadi tidak berguna ketika ia harus diperhadapkan pada Ben Kilpatrick. McKenzie terlalu kecewa terhadap perilaku Ben di masa lalu. Perilaku Ben yang membuat kota dan banyak masyarakat yang kehilangan lapangan pekerjaan. Ben sendiri tidak ambil pusing akan pandangan masyarakat saat itu dan memilih keluar dari kota itu.
Suatu kali, Ben harus kembali ke kota ini untuk mengurus pekerjaannya. McKenzie melihatnya sebagai peluang untuk memajukan kota ini dan berusaha untuk meluluhkan hati Ben. Lalu, apakah McKenzie berhasil membuat hati Ben luluh, literally?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ini buku RaeAnne Thayne yang pertama kali saya baca. Sebelumnya, saya pernah memabaca karya yang memiliki jalan cerita seperti ini. Saya selalu tergugah setiap membaca cerita harlequin. Romansa yang dibuat mereka begitu beragam dan berlatarbelakangkan berbagai seting. I really love when women in top, you know what I mean right? Wanita tangguh, kuat, dan mandiri menjadi nilai plus bagi saya [dan antis terhadap cerita perempuan menye-menye]. 
Saya terkesima dengan kepribadian McKenzie. Ia wanita yang pantang menyerah dan berusaha melihat kebaikan dari setiap orang, dan setiap peristiwa. Ia memandang setiap orang di kotanya sebagai keluarga dan selalu berusaha membantu mereka. Thats why Ben love her to death. 
Kau merasakan yang kaurasakan. Tak ada 'seharusnya' tentang hal itu.

Kata-kata ini begitu mengena di hati. Saya mempelajari bagaimana biasanya manusia pada  umumnya berpikir dan berperasaan. Kita punya standar ideal untuk apa yang seharusnya kita rasakan. Ini menjadi kebiasaan dan akhirnya tidak disadari efeknya membuat kita makin merasa terluka. McKenzie memberikan semangat kepada Ben dan menggunakan kalimat yang sangat tepat untuk menenangkannya. Selain McKenzie yang cool abis, tokoh kedua favorit saya adalah Ben. Ben memiliki masa lalu yang memang tidak menyenangkan, dan masa lalu itu terus mengikutinya hingga saat ini. Selain ganteng, ternyata Ben juga penuh luka. Ini yang membuat saya mudah bersimpati pada tokoh Ben. Selayaknya masalah harlequin pada umumnya, yaitu misunderstanding, hal ini juga terjadi pada hubungan mereka.

Namun, ada masalah lain yang lebih menarik perhatian saya dalam buku ini, yaitu masalah yang dihadapi oleh semua masyarakat di Haven Point. Ide cerita dan konflik yang diangkat penulis mengenai masyarakat Haven Point begitu bersemangat dan bergairah. Anne begitu detail, menggunakan seting kota kecil dengan setiap keunikan tokoh masyarakat membuat saya menyukai karakteristik setiap tokoh figuran juga. Walaupun endingnya mudah ditebak, namun pembawaan penulis dalam menjalankan ide cerita patut diberikan jempol. 

Saya rekomendasikan cerita ini untuk para wanita yang suka membaca cerita chicklit (20-35 tahun) dan menyukai tokoh utama wanita yang mandiri. Bintangya saya beri 5/5

Semoga infonya bermanfaat, selamat membaca 😃

ᐯᗩᑭ

Komentar