Decision Making with God

silhouette of a road signage during golden hour
Sebagai anak, saat menghadapi persoalan hidup yang kompleks, saya seringkali mencari orangtua untuk membantu saya mengambil keputusan sulit. Sebagai mahasiswa, saat saya tidak memahami materi atau dalam menghadapi kasus, saya seringkali meminta nasihat dari dosen ataupun senior. Saat menghadapi permasalahan dalam berhubungan sosial, saya seringkali minta masukkan dan penilaian dari teman-teman saya [seringkali saya lupa meminta bimbingan Tuhan].
Pengambilan keputusan adalah makanan sehari-hari manusia. Dalam setiap bidang kehidupan, kita akan dihadapkan pada pilihan dan diharuskan untuk mengambil keputusan. Pengambilan keputusan pun sangat berkaitan erat dengan kemampuan penyelesaian masalah. Pilihan-pilihan yang sederhana seperti memilih baju, makan malam, ataupun buku baru mungkin mudah kita lakukan. Akan tetapi, tidak terjadi pada masalah-masalah yang kompleks, seperti memilih kekasih atau masalah dalam pekerjaan. Biasanya, orang akan mengambil keputusan berdasarkan tujuan (makna) hidup yang dimiliki.

Paulus mengungkapkan,

Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. (Efesus 2:10)

Saya juga meyakini ini bahwa Tuhan menciptakan kita dengan tujuan tertentu, bukan dilahirkan begitu saja, hidup kita memiliki arti. Seringkali ketika kita merasa berdosa dan kehilangan arah karena kesalahan, kita merasa tidak punya tujuan. Padahal tujuan Tuhan dalam hidup kita lebih besar daripada dosa dan kesalahan kita. 

Pernah ngga sih, kita merasa paling tahu bagaimana cara menyelesaikan masalah dan merasa mampu menyelesaikan masalah tersebut, yang akhirnya ternyata the problems got bigger and we were so much in pain. Dua tahun lalu, saya melakukannya ketika saya berkutat untuk menyelesaikan tesis saya. Melakukan pengerjaan tugas mandiri biasanya membuat saya merasa kesepian [so typical  ENFP] dan akhirnya membuat saya mengasingkan diri dari lingkungan kampus untuk beberapa minggu. Prokrastinasi terjadi, rasa bersalah terus menggerogoti, dan merasa tidak berharga karena incapable. Beruntungnya, saya punya social support system yang selalu mengingatkan saya bahwa Tuhan akan selalu berada di samping saya, memberi kekuatan, asalkan... saya meminta. Mulai saat itu saya berusaha meningkatkan intensitas berdoa [biasanya berdoa kalau mau ujian], mengikuti kegiatan persekutuan Kristen [Alpha Course], dan melakukan renungan [walaupun masih agak bolong saat itu]. Akhirnya yang saya rasakan hingga saat ini adalah rasa bersyukur yang terus meluap dalam diri and I feel loved, bukan hanya  dari Tuhan, tetapi dari semua orang yang berada di sisi saya. 
Permasalahan seringkali membuat kita tenggelam dan kehilangan arah. Lalu, peta apa yang tepat untuk kita gunakan? Tuhan, adalah peta yang mengarahkan kita pada tujuan hidup. Setiap kita salah jalan, peta akan memberi tahu kita jalan mana yang dapat kita lalui agar kembali ke tujuan uta. Walaupun kita tersesat, Tuhan akan selalu menemukan kita. 

I will instruct you and teach you in the way you should go; I will counsel you and watch over you (Mazmur 32:8)

Counsel and watch over words make me cry. 

via GIPHY

Bagaimana secara praktis Tuhan membimbing kita?

yaitu berbicara dengan kita. Lalu bagaimana mendengar suara-Nya? Nicky Gumbel mengemukakan ada lima cara utama dimana Tuhan berbicara pada kita. 

1. Melalui perintah Alkitab (commanding scripture)

Seperti yang pemazmur katakan,"Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." Alkitab adalah Tuhan yang berbicara. Melalui alkitab, Ia berbicara betapa diri-Nya sangat mencintai kita dan bagaimana cara kita merespon cinta-Nya. Inilah bagaimana kita menemukan makna dan tujuan hidup kita dalam hubungan cinta dengan Tuhan. Setelahnya, kita dipanggil untuk mengasihi sesama kita, semua umat manusia yang ada di muka bumi, tanpa terkecuali. Kasih yang kita berikan bisa dalam beragam hal, even its just a little, but still it kindness. Apalagi dengan era digital yang makin maju, kita bisa menyebarkan kebaikan melalui media sosial. 
Melalui alkitab, kita memahami bahwa tujuan Allah bagi hidup kita adalah agar kita menjadi serupa seperti Yesus. Salah satunya adalah menjadi seorang yang berintegritas, misalnya membayar pajak [alkitab menggambarkan hal ini secara jelas]. Hal-hal baik dituliskan dalam alkitab agar kita melakukan hal yang baik juga dalam kehidupan nyata. 

Kita diselamatkan bukan karena melakukan perbuatan baik, tetapi kita diselamatkan untuk berbuat baik.

[Another great quotes of the day!]

2. Melalui Roh Kudus (compelling spirit) atau  cara yang tidak biasa (nubuat, penglihatan, imaji, mimpi, kesan, atau suara)

Salah satu definisi seorang Kristen adalah yang dipimpin oleh Roh Kudus. Ketika kita berjumpa dengan Yesus dan mengundang Roh-Nya untuk datang dan tinggal dalam diri, Roh-Nya berbicara kepada kita dan membimbing kita. Sebagai pengikut Tuhan, semakin dalam kita mengenal Yesus, tentu kita semakin mengenal Suara-Nya. Biasanya, Roh Kudus ditemukan saat kita berdoa dan dalam melakukan perenungan rohani. 
Doa merupakan komunikasi dua arah, kita tidak hanya berbicara, tetapi juga menunggu apa yang Tuhan katakan pada kita. Saat kita berdoa dan membaca Alkitab, Roh Kudus juga berbicara pada kita dan saya merasakan hal ini. Saya akan membaca renungan dan alkitab setelah berdoa, dan saya mengalami teguran-terguran dan penguatan-penguatan yang Roh Kudus berikan kepada saya. Untuk beberapa orang Roh Kudus seringkali menuntun mereka, memberikan keinginan yang kuat untuk melakukan sesuatu. 

3.Melalui nasihat orang kudus (counsel of the saints)

atau nasihat dari orang Kristen lainnya. Gereja sangat berperan dalam hal ini, menjadi bagian dari komunitas orang-orang Kristen dimana anggotanya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain. Dalam kitab Amsal dikatakan, "orang bijaksana mendengarkan nasihat." Kita bisa mencari orang-orang yang sudah memiliki pengalaman dan kebijaksanaan, mendengarkan saran mereka dan jadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan yang akan kita ambil mengarah ke hal benar. 
Ada kemungkinan untuk membuat kesalahan, atau salah menafsirkan apa yang kita dengar, namun alkitab dapat membantu kita untuk menguji apakah yang kita dengar itu benar atau tidak. Yohanes mengungkapkan agar kita menguji Roh untuk melihat apakah mereka berasal dari Allah. Nicky Gumbel memberikan tips, bagaimana cara menguji hal ini. Pertama, apakah yang disampaikan sejalan dengan apa yang diungkapkan Alkitab? Kedua, apakah hal itu menguatkan, mendorong, dan menghibur? Apakah ada kasih di dalamnya?  Ketiga, apakah ada perasaan damai dari Tuhan saat memilih keputusan itu? Jika tidak, berarti bukan dari Allah.

4. Melalui akal sehat (common sense)

Saat menjadi orang Kristen, kita tidak akan kehilangan logika dan akal sehat. We are we, saya tetap saya. Janji Tuhan dalam memandu kita tidak diberikan agar pikiran kita kacau. Apa yang kita pelajari dalam alkitab tidak membuat kita bingung dan malahan akan sejalan dengan kenyataan dan kehidupan sehari-hari. 

Beberapa orang beriman sering bertanya haruskah berhenti dari pekerjaan sekarang atau tidak? Namun Rasul Paulus mengungkapkan bahwa hendaklah tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu dia dipanggil Allah. Tuhan memberi pekerjaan pada kita demi suatu tujuan. Lebih baik untuk tetap berada dimana pun kita berada, hingga Tuhan memanggil kita ke sesuatu tempat yang berbeda. Apapun panggilan Tuhan itu akan sesuai dengan watak, kepribadian, kompetensi, dan pendidikan kita. Tanyakan juga kepada diri kita, apa yang suka kita kerjakan? Apa karunia dan passion, dan apa yang baik untuk kita lakukan?

5. Melalui pertanda tidak langsung (circumstantial signs)

Seringkali kita tidak tahu apakah keputusan yang kita ambil sudah benar atau belum. 

Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhan-lah yang menentukan arah langkahnya (Amsal 16:9)

 Serhakanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak

 Karena Tuhan mampu membuka dan menutup pintu, dan kuncinya adalah menyerahkan keputusan (commit) pada Tuhan dan percayakan (trust) hasilnya kepada Tuhan. Those the key, commit and trust. Kita memang perlu aware akan kondisi kita namun jangan terlalu overthinking. Kadang kita perlu bertekun meskipun tidak menyenangkan. Intinya adalah, Tuhan ada di sisi kita dan melakukan banyak keajaiban. Tuhan meminta kita untuk berjalan bersama-Nya. Sebenarnya ini adalah hal paling mudah, namun pikiran kita seringkali menjadi racun sehingga membuat ini terlihat sulit.

Seringkali saat kita melihat masa lalu, kita dapat melihat bahwa Tuhan menggunakan kesalahan kita

Tuhan punya rencana indah dalam hidup kita. Penyesalan seringkali muncul karena kita merasa bahwa keputusan yang kita ambil salah atau bodoh. Tetapi, Tuhan selalu mampu membuatnya menjadi indah. Dengan merasakan sakit, kita merasakan kesembuhan. Dengan merasakan kegagalan, kita tahu manisnya keberhasilan. Tuhan akan selalu membuat hidup kita menjadi damai sejahtera dan memberikan kita harapan. Ia tidak akan pernah meninggalkan atau mengabaikan kita. Inilah dasar kita harus terus maju dan bangun walaupun pernah terjatuh, berkali-kali. 

Cobalah lihat ke belakang dan sadari bahwa Tuhan selalu berada kapan pun dan dimana pun. Lihat semua hal yang kita syukuri dan fokuskan dirimu dalam mencapai tujuan yang Tuhan mau  karena itulah sebabnya kita diciptakan.

Semoga infonya bermanfaat, selamat merenung 😃

ᐯᗩᑭ

Komentar