Alasan Yesus Mati Bagi Kita

body of water

Mengapa Yesus harus mati?
Bukankah Ia adalah Tuhan yang mampu melakukan apa saja. Lalu mengapa Ia memilih mati dan mengorbankan nyawa-Nya untuk kita. Jawabannya sangat sederhana namun begitu dalam. 
Ia mati karena Yesus mencintai kita (manusia berdosa dan tidak layak)
Cinta-Nya itu TANPA SYARAT, SEPENUH HATI, dan TERUS MENERUS.

Kita diciptakan seturut gambar dan rupa Allah, artinya Tuhan sangat menghargai kita hingga membuat kita serupa dengan-Nya. Ciptaan ini merupakan masterpiece, karya agung. Banyak hal yang mengagumkan yang keluar dari pikiran, karya, dan perilaku kita. Umat manusia memiliki kreativitas yang luar biasa. Ini semua karena kita diciptakan seuai dengan gambar dan rupa Allah. Kita memiliki sikap-sikap Tuhan. Manusia sanggup memberikan pengorbanan, kesetiaan, kebaikan hati. Bedanya kita dengan Tuhan adalah, kita memiliki sikap yang berkebalikan dari yang digambarkan sebelumnya. Sikap yang menimbulkan DOSA. 

Pertanyaannya, mengapa salib itu penting?
Seperti yang sudah saya paparkan diatas, manuia itu BERDOSA. Manusia tidak dapat sepenuhnya baik. Ada satu sisi lain, sisi jahat, yang berada dalam diri manuia. Itu akan selalu ada dan tidak akan hilang dari awal, masa Adam dan Hawa. Hal ini diungkapkan oleh Paulus dalam Roma 3:23;
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah
Selalu ada konsekuensi dari perbuatan dosa yang kita lakukan. Dosa meracuni hidup kita. Dosa mencemari diri kita, hubungan kita dengan sesama, dan hubungan kita dengan Tuhan. Dosa satu, yang mungkin dipandang kecil, akan mengaarah ke dosa lainnya. Dosa tersebut melakukan penularan terus menerus menjadi tumpukan dosa jika tidak dihentikan. Hal ini membuat kita mati dan menjadikan kita sebagai budak dosa. 
Dosa membuat kita buta. Tahu pribahasa yang berbicara "gajah di pelupuk mata tak tampak, kuman di seberang laut tampak"? Ini yang seringkali membuat diri kita merasa selalu lebih benar dibandingkan orang lain dan sering menghakimi mereka. Kita bergosip tentang orang lain, berbicara keburukan orang, dan memberi label sembarangan.
Dosa bisa menjadi barrier (pembatas). Dosa-dosa kita menyebabkan pembatas antara kita dengan Tuhan [Tuhan begitu suci dan mulia]. Seperti halnya saat kita yang tidak sanggup menatap mata seseorang yang kita cintai saat sedang bertengkar.  Contohnya [yang sering saya alami], saya malu menghadap Tuhan karena terus-menerus melakukan dosa yang sama. Beruntungnya, kita memiliki Tuhan yang bersedia berkorban dan sudi mendatangi kita ke dunia ini. Ini sesuai dengan apa yang dikatakan Petrus (1 Petrus 2:24),
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Tuhan, yang mengambil keputusan untuk menyerahkan anak-Nya disalib, ingin agar apa yang dilakukan-Nya membuka mata hati kita. Ia ingin agar pengorbanan Yesus tidak sia-sia dan ingin agar kita menceritakan motif Tuhan Yesus tersebar keseluruh dunia. Motif yang berisi cinta kasih-Nya kepada manusia berdosa.
Nicky Gumbel, seorang vikaris memiliki kata-kata yang menggungah hati saya:
The cross and the resurrection are like one event, and the results of the cross is like the different facets of a beautiful diamond. One facet is it shows us just how much God loves you. 
Gumbel mengungkapkan bahwa peristiwa penyaliban dan kebangkitan itu satu kesatuan, tidak dapat dipisahkan. Kita tidak dapat hanya memahami peristiwa kebangkitan tanpa memaknai penyaliban Tuhan. Salib, literally adalah suatu sifat negatif, namun melalui perjanjian baru kita paham mengapa Yesus harus melewati hal tersebut. Jika kita maknai lebih mendalam kita mengerti bahwa peristiwa itu peristiwa yang indah. 

Jadi, seharusnya kita tidak harus lagi merasa malu dan bersalah sebagai manusia berdosa karena semua perasaan itu sudah diangkat oleh Tuhan. Why? Because He love us. That's it!

Kita semua telah kehilangan kemuliaan Tuhan dan hanya bisa menemukan hal itu di dalam Yesus. Bagaimana cara mencapainya, kemuliaan? Tentu saja temukan Tuhan Yesus. Temukan Dia, kenali pribadi-Nya, teladani sikap-Nya, lakukan tugas-Nya. How? Semua ada di Alkitab. Sudah ditulis secara terperinci dan sangat aplikatif. So, do it

Seperti hal-nya pekerjaan, tentu saja harus ada evaluasi dalam melaksanakan Firman Tuhan. Evaluasi yang menilai apakah tugas yang kita lakukan sudah benar; Apakah ini yang dikehendaki Allah? Apakah tugas ini mampu membuat orang lain tergerak hatinya untuk mengenal Yesus? Apakah kita sudah mengenal Yesus? Siapakah evaluator umat Kristen?

ROH KUDUS. Roh Kudus merupakan Roh Kebenaran yang diberikan Tuhan Yesus kepada kita untuk mengevaluasi tingkah laku kita sebagai orang Kristen. Maka, berdoalah setiap hari dan minta pertolongan Roh Kudus dalam menuntun langkah kita agar kita tidak kembali terjerumus dalam dosa, yang sudah ditebus. Jangan menyia-nyiakan pengorbana Yesus. 

Selamat merenung 😃
ᐯᗩᑭ

Komentar