Review Buku : Years Gone By : The Stolen Years oleh Wiwi Suyanti

Years Gone By: The Stolen Years by Wiwi Suyanti
(Cr : goodreads.com)

Judul : Years Gone By : The Stolen Years
Penulis: Wiwi Suyanti
Genre: Romansa
Jumlah halaman: 408 hal
Tahun terbit: 2019
Penerbit: Namina Books
ISBN 9786025290398
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jacob adalah pemuda yang tidak memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya. Kehidupan yang dia pahami adalah dengan menghabiskan uang (yang katanya tidak akan habis selama tujuh turunan) dan menjadi seorang yang sombong. Namun, kesombongannya menemui lawan yang pantas, yaitu ketegasan Kyra. Kyra masuk dalam hidup Jacob saat diperkenalkan oleh Djaya, kakek Jacob, sebagai sahabat dekatnya sekaligus ahli waris kekayaan Djaya. Pemberitaan ini menyebabkan anak, menantu, dan sang cucu merasa ketar-ketir. Syarat utama agar ahli waris kembali kepada keluarga Djaya ialah mereka harus hidup layaknya keluarga dan menemani sang Kakek yang makin hari makin lemah kondisi kesehatannya. Syarat lain [yang tidak utama-utama banget], Jacob harus menikah dengan Kyra.
Tentu saja hal ini ditentang habis-habisan oleh Jacob. Merasa tidak terima diperlakukan sebagai orang yang lebih rendah kedudukannya dibandingkan Kyra, gadis cebol dan tukang antar piza, Jacob seringkali berkata-kata kasar dan mengerjai Kyra. Akan tetapi, hal ini tidak berlangsung lama karena the boy have a golden heart. Walaupun tampak semena-mena, sombong, dan arogan, ia sebenarnya memiliki hati yang baik, dari dulu. Hanya karena peristiwa pada masa lalu, Jacob menjadi seorang yang keras hati dan bersikap seenaknya. 
Kyra--si Bobol, penghapus Boxy, Sherina kecil, Selena Gomez di Barneys, dan sebutan lainnya--mampu mengubah si Jacob menemukan jati dirinya yang dahulu. Namun, ternyata permasalahan tidak selesai sampai disitu. Masih ada permasalahan yang harus mereka tangani dalam hubungan mereka. Apalagi, ketika masalah ini butuh keajaiban Tangan Tuhan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Saat membaca buku ini, ekspektasi perasaan saya adalah bakal sering ketawa [Yessss, thats happen. Terima kasih banyak Ci Wiwi. Saya tahu, buku-bukumu akan selalu penuh dengan rasa humor]. Humor yang diberikan benar-benar menyegarkan (dalam dialog tokoh ataupun narasi penulis). Tidak hanya rasa humor, saya juga mengalami kesedihan, ketakutan hingga ketegangan [beberapa menit tertawa, beberapa saat kemudian menangis, lalu kembali tertawa]. Bagian quote yang paling saya sukai adalah:
Karena hanya orang yang seperti kita, yang mengerti makna selamanya. -Djaya
Dialognya Djaya. Mengapa? Karena seringkali kita sebagai manusia tidak menghargai waktu. Hanya mereka yang memiliki sedikit waktu, mampu menghargai waktu dengan baik. Kata-kata ini menyentil saya sangat dalam karena saya seringkali tidak mampu menghargai waktu yang diberikan Tuhan. Ini baru satu sentilan moral dari buku ini, masih banyak sentilan-sentilan lain yang bisa didapatkan jika kita membaca buku ini [beberapa malah sudah di-highlight oleh penulis]. 

Kyra merupakan tokoh yang sangat jarang ditemui dalam kehidupan ini. Seorang yang tangguh, positif, dan apa adanya. Kepolosannya, yang sangat realistis digambarkan oleh penulis, membuat saya mudah menyayanginya. Bukan hanya saya, hampir semua tokoh dalam cerita ini mampu mencintainya. Perasaan saya saat melihat Kyra seperti saat saya melihat seorang anak TK yang mau mengalah dan memberi dukungan kepada teman sebayanya [gemessshh dan bikin teharu]. Lalu, bagaimana dengan Jacob? He's lucky guy, and he know it. Dia tahu bagaimana beruntungnya dia berjumpa dan menjalin hubungan dengan Kyra. Tokoh Jacob digambarkan sangat manusiawi. Seorang anak berjiwa ksatria, bertumbuh menjadi pemuda yang penuh dengan luka, namun merindukan hidup menjadi pahlawan. Pertumbuhan karakter Jacob dapat kita lihat dari perubahan dalam bab pertama dan bab terakhir. Dan sifat yang paling saya ingin sekali pelajari dari Jacob adalah kemampuannya dalam bersyukur [dalam setiap situasi]. Selain kedua tokoh utama, tokoh sampingan yang keren banget dan tidak akan terlupakan, Bianca. Terbesit dalam benak saya, "I wanna have a friend like her." Sikap menghargai manusia, berjuang untuk teman, blak-blakan, dan humoris, plus cantik membuat ia menjadi salah satu tokoh heroine dalam buku ini. Sayang, ia jatuh cinta pada orang yang salah [ada buku tersendiri bagi Bianca, untuk lebih detail bisa di cek story wattpad @genitest Foxy Lady]. 

Gaya penulisan nyaman untuk dibaca. Penggunaan bahasanya semi baku namun tidak membuat saya kehilangan esensi penggunaan EYD. Saya dapat memahami dialog tokoh dan saya juga dapat memahami penyampaian isi cerita dengan baik. Saya mampu merasakan bagaimana perasaan setiap tokoh karena penulis menceritakan cukup detail gesture/ekspresi dan penghayatan para tokoh melalui narasi. Hal unik lainnya yang saya sukai dari buku ini adalah bagaimana penulis mampu membuat seting peristiwa tampak nyata dengan mengenalkan kita pada hal-hal sederhana yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari [kedai mie, tukang sayur, halte bis, dll]. Walaupun alur cerita berjalan cukup cepat, namun detail cerita dan emosi dari setiap tokoh membuat saya merasa mencapai puncak cerita dengan smooth. Fresh, namun memiliki konflik yang cukup intens, buku ini cocok bagi usia remaja akhir ke atas. Untuk karya ini saya berikan bintang 5/5. 

Hayo dibaca, recommended banget :)
ᐯᗩᑭ



Komentar