Find the True Happiness

Only in God will you find true happiness


Kemarin itu adalah hari naiknya Tuhan Yesus ke sorga. Ditengah-tengah sukacita akan kemenangan itu, Tuhan Yesus memberikan kita tanggung jawab sebagai murid-Nya, yaitu memberitakan kabar sukacita ini keseluruh dunia. 
Bagaimana caranya? Memang bisa ditengah pandemi seperti ini, kita mewartakan kabar sukacita. Toh, peristiwa yang banyak terjadi adalah kematian, kehilangan, ketakutan, kecemasan, dan banyak ke- ke- negatif lainnya. 

Memang hal ini tidaklah mudah dilakukan kita sebagai manusia. Tetapi kita harus tetap berusaha untuk menyampaikan kabar sukacita, terutama di masa pandemi ini guys. Ah, tapi tampaknya munafik deh jika kita harus tetap tersenyum padahal hati kita masih penuh ketakutan dan kecemasan. Ini dia, pemikiran yang salah. Sukacita yang kita wartakan bukan sukacita pura-pura. Bukan sukacita yang timbul karena kita menutup mata akan kondisi pandemi ini. Kalau kita menggunakan sukacita pura-pura ini, tentu saja sukacitanya tidak akan bertahan lama. Seperti kebohongan, mau ditutupi pasti akan tercium juga dan ketahuan. 
Lalu, sukacita seperti apa? Sukacita yang berasal dari hati terdalam kita sebagai orang kristen. Kalau kita kristen sejati, kita pasti memiliki sukacita tersebut. Sukacita yang lahir dari iman percaya kita akan keselamatan sejati. Sukacita yang lahir dari iman kita yang terus kita pupuk dalam Tuhan. Sukacita yang selalu terpancar di dalam setiap kondisi. Orang kristen yang memiliki sukacita ini, akan cenderung positif dalam memandang lingkungan dan situasi dimana pun orang tersebut berada. 
Kita dapat bercermin kepada para murid Tuhan Yesus ketika Ia menampakkan diri dan naik ke sorga (Lukas 24). Para murid tahu bahwa mereka akan mengalami perpisahan dengan Tuhan Yesus. Tentu saja, perpisahan ini menimbulkan perasaan takut dan cemas [bayangkan jika kita menjadi murid yang sudah terbiasa bergantung pada kehadiran Tuhan Yesus dan harus berpisah dari Tuhan Yesus]. Para murid juga mungkin merasa tidak yakin diri awalnya, namun berubah menjadi sukacita, seperti pada ay. 52
Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.
 Kok bisa? Kalau kita lihat pada ay. 45, mereka dapat bersukacita karena Tuhan telah membukakan pikiran mereka dan mereka mampu memahami Kitab Suci. That's it! Di dalam alkitab, sudah banyak petuah-petuah yang dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kita bisa melakukan apa yang sudah ada di alkitab. Mungkin akan ada sedikit kebingungan, namun kita bisa melakukan diskusi dengan orang yang ahli dalam bidangnya (pendeta, mahasiswa teologi, atau penggembala). Jika kita mau bahagia, baca kitab suci, pahami, dan minta Roh Kudus untuk membukakan pikiran kita tahu apa maksud dari kehendak Tuhan dalam alkitab. And you'll find that happiness

Tentu saja ditengah-tengah pandemi ini, dibutuhkan kepribadian yang penuh dengan pikiran-pikiran dan emosi positif. Wartakan sukacita yang kita dapatkan sebagai orang Kristen kepada semua orang yang membutuhkan, terutama di tengah situasi seperti ini. Tugas kita sudah jelas guys. Sekarang yang penting adalah niat kita, do you want to be His Hands, or not?

Selamat merenung :)
ᐯᗩᑭ

Komentar