Seringkali, saya merasa cukup terganggu dengan sebutan-sebutan atau konsep-konsep yang dinyatakan oleh orang-orang tanpa pertimbangan makna dari kata tersebut. Beberapa orang menggunakan istilah/konsep psikologi secara tidak bertanggung jawab. Mereka lupa, bahwa kata-kata dan penilaian yang keluar dari mulut bisa menjadi duri dalam hati orang lain. Sebagai sesama manusia yang memiliki kedudukan yang sama di mata Tuhan, seharusnya kita tidak mudah memberikan penilaian kepada orang lain.
Nah, salah satunya adalah pemberian judgement mengenai "kepribadian ganda". Beberapa orang pernah mengungkapkan dirinya disebut kepribadian ganda oleh temannya gara-gara ia memperlihatkan reaksi-reaksi emosi yang sangat berbeda (sedih, lalu tertawa beberapa saat kemudian). Dalam derajat normal, perkara seperti ini dapat menggambarkan orang-orang yang ahli dalam mengekspresikan emosinya atau transparan (mudah terbaca emosinya). Sedangkan dalam perkara berat, ini menggambarkan orang yang mungkin memiliki perubahan mood yang cepat berganti (gangguan mood).
Tindak lanjut dari orang yang diberi judgement, biasanya mencoba mencari lebih dalam mengenai informasi judgment (kepribadian ganda) tersebut. Setelahnya, mereka mulai mencocokkan definisi, atau mungkin simptom, dengan hal-hal yang dialaminya [kami mahasiswa psikologi biasa melakukan hal ini dan merasa bahwa diri kami mengalami semua gangguan jiwa]. Syukur kalau ternyata ia masih berpikir secara logis sehingga bisa menepis judgement tersebut, jika tidak, apa yang akan terjadi? Timbul rasa insecure lalu mereka memberi label judgement tersebut kepada diri sendiri dan meyakini judgement itu. Parahnya, mungkin mereka mencoba menyesuaikan perilaku dengan simptom-simptom itu. Kalau sudah begini, lama-lama mereka memiliki keyakinan yang sifatnya irasional dan berakhir dengan gangguan-gangguan mental lainnya.
Mari kita lihat apa itu gangguan kepribadian ganda atau dissociative identity personality [untuk mencegah penyebaran insecurities ].
Gangguan kepribadian ganda digolongkan dalam gangguan disosiatif, yaitu sebuat tipe gangguan psikologis yang melibatkan perubahan atau gangguan dalam fungsi self (identitas diri, memori yang dimiliki, atau bentuk kesadaran terhadap kondisi diri), dimana self ini berguna untuk membentuk sebuah kepribadian utuh (Nevid dkk., 2003). Secara normal, seharusnya kita tahu siapa diri kita, nama, usia, tanggal lahir, dan informasi-informasi dasar lainnya. Hal ini tidak dialami oleh mereka yang menderita gangguan-gangguan disosiatif.
Beberapa simptom mereka yang mengalami gangguan kepribadian ganda adalah:
1.) Kehadiran dari kepribadian lain dengan kualitas yang berbeda, yang biasa disebut alter. Alter ini memiliki karakteristik kepribadian (energi, kecerdasan, kognisi, emosi, kebutuhan/dorongan, kemampuan sosial, dll), hingga ciri-ciri fisik, usia, jenis kelamin, atau karakteristik lainnya yang berbeda dari kepribadian utama.
2.) Alter dapat mengambil banyak bentuk dan menujukkan banyak fungsi (contoh alter anak kecil yang berfungsi untuk menyerap rasa sakit).
3.) Dibuat untuk melindungi kepribadian utama dari trauma
Tipe alter itu ada dua, yaitu prosecutor personality dan protector/helper personality. Kalau kalian baca buku "24 Wajah Billy", dalam halaman pembuka ada pengenalan tokoh-tokoh kepribadian Billy, tokoh baik dan tokoh jahat. Tokoh baik atau protector/helper personality berfungsi memberi nasihat kepada kepribadian lain, melakukan apa yang kepribadian utama tidak dapat lakukan, membantu pergantian satu kepribadian ke kepribadian lain, dan bertindak sebagai pengamat pasif yang dapat melaporkan pemikiran dan tujuan kepada kepribadian lain [ini menimbulkan pertanyaan dalam benak saya, apakah seorang dengan kepribadian ganda harus memiliki otak yang cerdas atau tidak? Jika ada yang mau menjawab, bisa diberitahu di comment ya.]. Sedangkan tokoh jahat/prosecutor personality kebalikannya tokoh baik. Ia akan menyakiti/menghukum kepribadian lain, terlibat dalam perilaku bahaya, lalu "kembali bersembunyi" sehingga membiarkan kepribadian utama untuk merasakan sakit, dan meyakini bahwa diri mereka boleh membahayakan kepribadian lain tanpa merugikan diri sendiri.
Ada perbedaan yang mencolok dari kepribadian ganda dan "kepribadian ganda" dengan judgement tanpa dasar, yaitu:
1. Individu dengan kepribadian ganda biasanya melaporkan periode yang signifikan dari amnesia. Contohnya, Sybil (tokoh kepribadian ganda yang terkenal) mengungkapkan dirinya sering merasa kehilangan atau melewatkan waktu/peristiwa tertentu. Hal ini terjadi karena saat itu alter sedang memegang kendali.
2. Individu dengan kepribadian ganda melaporkan adanya suara (biasanya dari alter) dalam kepala mereka.
3. Biasanya mereka dengan kepribadian ganda menunjukkan permasalahan perilaku dan emosional.
Jika mau lebih detail lagi dalam memahami simptom-simptom-nya, kita bisa lihat di DSM-5 dalam tabel Kriteria Diagnosis untuk Dissociative Identity Disorder atau PPDGJ.
Penyebabnya apa sih?
Sebenarnya, gangguan ini merupakan strategi coping [atau problem solving] digunakan individu ketika dihadapkan dengan trauma-trauma yang tidak dapat ditoleransi. Berdasarkan penelitian terhadap 135 individu dengan gangguan ini, 92% mengalami trauma akibat pelecehan seksual dan 90% berulang kali mengalami siksaan fisik. Sisanya penculikan, bencana, perang, kelaparan, dan penyiksaan agama. Mereka menciptakan alter untuk membantu mengatasi trauma.
Treatment yang dilakukan beragam, namun tujuannya secara keseluruhan sama, yaitu
mengintegrasikan semua kepribadian alter menjadi satu kepribadian yang koheren dan membantunya membangun kembali kapasitas agar dapat mempercayai hubungan yang sehat.
Tentu saja, hal ini harus berada dibawah kendali seorang ahli. Bukan psikolog/psikiater biasa, namun yang memang ahli dalam bidang kepribadian ganda karena kasus seperti ini merupakan kasus yang jarang dan sangat kompleks [satu kepribadian saja saya terkadang pusing setengah mati, apalagi kalau banyak kepribadian]. Pemberi treatment harus mengenali setiap kepribadian dan memahami mereka.
Banyak buku dan film yang menggambarkan dengan baik mengenai konsep kepribadian ganda. The best one for me, ialah 24 Wajah Billy. Buku lainnya yang mudah dipahami ialah Pikiran yang Retak: Hidupku dengan Sebelas Kepribadian oleh Robert B. Oxnam. Kedua bukunya sama-sama berdasarkan kisah nyata, namun Pikiran yang Retak lebih modern dan tulisannya dibuat oleh penderita kepribadian ganda (auto-biografi). Untuk kalian yang mencari hiburan mengenai film kepribadian ganda, kalian bisa menonton Split atau TV Series Legion (anak Xavier dari cerita X-Men). Jalan ceritanya seru
So, please keep your mouth safe, guys. Don't judge so fast, even you have that knowledge.
Kalau memang ada yang merasa atau memiliki kerabat yang mengalami simptom-simptom diatas, kalian bisa melaporkan hal ini kepada psikolog/psikiater.
Sumber informasi :
Nolen-Hoeksema, Susan. 2013. Abnormal Psychology 6th ed. New York : McGraw-Hill
Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., dan Greene, Beverly. 2003. Psikologi Abnormal ed. 5 jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Semoga informasinya bermanfaat, selamat merenung :)
ᐯᗩᑭ
Komentar
Posting Komentar